Mas Kus : “Hpmu baru Kal!”
Akal :
“Ini smartphone Mas!”
Mas Kus : “Ada yang seperti itu to? Pinter mana
sama kamu?”
Akal : “Jelas pinter aku lah mas.”
Mas Kus
: “Kok ngono?”
Akal : “Ya Hp ini ada karena aku Mas!”
Mas Kus
: “Hmm gitu ya, Hp ada bukti bahwa
kamu ada “eksis” ngono yo?”
Akal : “Nah itu Mas Kus pinter!”
Mas Kus : “Lah ojo ngono, wes gek ndang ngomong
njaluk bakso opo kopi.”
Mas Kus : “Kal, apakah mungkin smartphone bisa ada begitu saja?”
Akal : “Maksudnya, tiba-tiba ada tanpa
melalui proses gitu Mas?”
Mas Kus : “Ho’oh!”
Akal : “Ya jelas ndak mungkin lah Mas!”
Akal : “Itu bahan bakunya saja harus kita
tambang dulu dari dalam bumi, belum lagi kita pisahkan untuk dimurnikan, lagi
kita bentuk sesuai keinginan kita, kita desain dulu.”
Mas Kus : “Baru bisa dipakai?”
Akal : “Kita isi dulu dengan operating
sistem!”
Mas Kus : “Android?”
Akal : “Salah satunya.”
Mas Kus : “Jadi tidak mungkin ya, bahan logam itu
dari batu / pasir jalan sendiri jadi logam murni, lalu membentuk dirinya
sendiri jadi transistor, resistor, baterai, dll. Dari minyak bumi di kedalaman
perut bumi, harus disedot dipisahkan diambil polimer, jadi biji plastic, terus
dicetak dadi chasing yo!”
Akal : “Betul”
Mas Kus : “Jadi smartphone, tadi pasti ada yang membuatnya ya!”
Akal : “Ya, manusia dengan akalnya!”
Mas Kus : “Seperti itu manusia bisa dikatakan
pencipta atau penemu Kal!”
Akal : “Yang lebih tepatnya adalah
penemu, karena logam dalam bentuk biji logam atau pun bahan yang lain sudah ada
di bumi ini, manusia hanya menemukannya dan memurnikannya kemudian diubah dan
dimanimuplasi untuk bahan tadi bekerja sesuai dengan keinginannya.”
Akal : “Pencipta hanya untuk sesuatu yang
meng-ada-kan bahan baku itu semua.”
Mas Kus : “Jadi Sang Pencipta itu benar-benar
ada?”
Akal : “Ya!”
Mas Kus : “Dari siklus logamnya, dari batu /
pasir / tanah, lalu dimurnikan jadi biji logam, lalu dijadikan resistor,
transistor, mikrocip, kemudian dirangkai menjadi smartphone, smartphone rusak
dibuang karaten kembali ke tanah.”
Akal : “Tidak ada dalam siklus itu
menjadi manusia dengan akalnya. Tapi manusia terlibat di semua tahap
perubahannya.”
Mas Kus : “Iya, tidak mungkin melihat pencipta
masuk dalam siklus ciptaanya. Analoginya ngono Kal!”
Mas Kus : “Tapi sang pencipta terlibat disemua
proses itu dan tidak terlihat di situ atau menjadi bagian dari siklus itu.”
Akal : “Dengan adanya smartphone itu
menjadi bukti bahwa akal itu ada, dan jika kita mau jujur bahwa akal itu tidak
bisa digambar, didengar, dicium, diraba atupun dirasa.”
Mas Kus : “Dan smartphone, menjadi bukti bahwa
akal itu ada adalah benar. Tetapi smartphone bukanlah gambar atau wujud dari
akal. Hanya sebagai bukti bahwa akal itu ada. Karena sebelum smartphone sudah
ada rumah, jembatan, jalan, pesawat, komputer dan tidak ada satupun yang
merupakan wujud dari akal. Hanya bukti bahwa akal itu ada.”
Akal : “Seperti itulah Tuhan Sang
Pencipta. Bumi, bulan, matahari, bintang-bintang, komet, meteor, planet,
galaksi, cluster, dan seterusnya adalah bukti bahwa sang pencipta itu ada. Dan
jangan pernah berharap menemukan sang pencipta masuk ke dalam siklus dari
ciptaanya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar