Sabtu, 09 Januari 2021

Balada : Menemani Akal, Akal Mencari Tuhan #2

 

Mas Kus       : “Kal! Kenapa ada siang ada malam?”

Akal            : “Karena bumi berotasi pada porosnya.”

Mas Kus       : “Efeknya ada siang ada malam?”

Akal            : “Betul.”

Mas Kus       : “Mengapa bumi berotasi Kal? Apa penyebab bumi berotasi?”

Akal            : “Karena gaya gravitasi ke arah pusat bumi, dan gaya gravitasi tarik menarik antar bumi, matahari dan bulan.”

Mas Kus       : “Apakah itu sudah cukup untuk menjelaskan mengapa bumi ini berputar pada pada porosnya atau berotasi Kal?”

Mas Kus       : “Rotasi bumi menjadi sebab siang malam, perbedaan waktu, pasang surut air laut dan seterusnya. Tapi apakah rotasi ini adalah sebab terakhir atau  ada sebab lain?”

Akal            : “Maksude piye iki?”

Mas Kus       : “Gasing itu kan juga berputar pada porosnya Kal! Gasing itu berputar karena kehendaknya sendiri, atau diputar oleh pemiliknya?”

Akal            : “Ok ok, maksudnya Mas Kus, sejak kapan benda mati itu punya kehendak gitu!”

Mas Kus       : “Yap! Bolehlah kita sebut gaya gravitasi sebagai mekanisme berputarnya bumi pada porosnya. Tapi sejak kapan bumi mulai berotasi?”

Akal            : “Bagaimana dengan teori ledakan besar Mas?”

Mas Kus       : “Maksudnya sejak meledak itu, materi terlontar dan berputar?”

Mas Kus       : “Ledakkan itu apa pemicunya? Mengapa tiba-tiba meledak? Sebetulnya ledakkan itu akibat apa sebab?”

Akal            : “hmm, piye iki? Sederhananya gimana ini Mas Kus?”

Mas Kus       : “Gini Kal, Lihat sepeda motor, atau mobil. Jika roda sepeda motor itu seperti planet dan bintang, maka berputarnya roda pada porosnya itu seperti planet bumi berotasi.”

Mas Kus       : “Kemudian kita tahu bahwa perputaran roda itu disebabkan ledakan pembakaran yang terjadi di mesin dan piston bergerak.”

Mas Kus       : “Maka teori yang ada saat ini hanya mampu melihat sampai kepergerakan piston saja, atau awal mula piston bergerak, sampai pada bergeraknya roda-roda.”

Mas Kus       : “Teori itu belum sampai ke pemicu awal ledakan / pembakaran pertama pada mesin, yaitu dengan starter elektrik atau kick stater.”

Mas Kus       : “Belum juga sampai pada subyek / pelaku yang membuat starter elektrik atau kick stater bekerja.”

Mas Kus       : “Tidak pula teori itu menyentuh bahwa sang pelaku masih menjaga tuas gas agar roda tetap berputar.”

Akal            : “hmm, gitu ya!”

Mas Kus       : “Menurutku ngono.”

Akal            : “Kenapa bisa begitu Mas?”

Mas Kus       : “Karena kita datang belakangan setelah semua sistem itu bekerja. Kita tidak sempat melihat pertama kali starter itu dinyalakan. Dan starter dinyalakan hanya satu kali, selama sistem sudah berjalan tidak ada starter kedua atau ketiga. Itu yang tidak bisa ditangkap atau diindra oleh para ilmuan.”

Mas Kus       : “Yang bisa dilihat adalah hanya pada sistem sudah bekerja lalu ditarik kesimpulan bahwa sistem itu bekerja dengan sendirinya. Otomatis jarene.”

Mas Kus       : “Satu yang luput dari simpulan itu adalah bahwa dengan begitu kita telah meletakkan subyek sekaligus obyek.”

Mas Kus       : “Kita lupa bahwa matahari, planet dan satelitnya semua benda mati, dengan menganggap bahwa bumi berotasi dengan sendirinya berarti kita menganggap bahwa bumi itu subyek sekaligus obyek.”

Mas Kus       : “Sama halnya dengan roda, piston, gir, itu bergerak dengan sendirinya.”

Mas Kus       : “Semua itu adalah benda mati, sejak kapan benda mati itu bisa bergerak dengan sendirinya?”

Akal            : “Iya, tidak ada batu yang bisa berjalan sendiri, pasti ada yang memindahkannya.”

Mas Kus       : “Semua itu adalah benda-benda mati, lalu sejak kapan benda mati itu tiba-tiba hidup?”

Akal            : “Omne vivum ex vivo : semua mahluk hidup berasal dari mahluk hidup. Lalu bagaimana mahluk hidup pertama kali hadir jika semua yang ada adalah benda mati?”

Mas Kus       : “Nah…! Piye?”

Akal            : “Dengan teori evolusi biokimia Mas. Bahwa zat organik sederhana seperti asam amino, gula sederhana itu bisa terbentuk dengan reaksi antara uap air, metana, ammonia, gas hydrogen, dan gas karbondioksida yang dialiri lecutan listrik atau terkena halilintar.”

Akal            : “Asam amino dan gula sederhana adalah molekul atau komponen penyusun kehidupan.”

Mas Kus       : “Lalu bagimana caranya semua itu tiba-tiba hidup?”

Mas Kus       : “Kenapa kesimpulan diambil bahwa semua benda-benda itu bisa hidup dengan sendirinya?”

Mas Kus       : “Kenapa kita menganggap bahwa benda-benda itu bergerak dengan sendirinya kemudian bertemu dan bereaksi membentuk kehidupan?”

Mas Kus       : “Kenapa kesimpulan ditarik dengan melupakan subyek yaitu peneliti yang membawa semua benda-benda itu ke laboratorium, kemudian memicu reaksinya?”

Akal            : “hehehe, mengapa subyek itu dipindahkan ke obyek? Padahal dengan begitu kita menganggap bahwa benda mati itu bisa bergerak dengan sendirinya. Kenyataannya tidak ada benda mati yang bisa bergerak.”

Mas Kus       : “Nah..! ketemu kan. Tidak hanya bergerak, dengan begitu kita juga menganggap benda mati itu berkehendak.”

Akal            : “hmm…! Kacau iki kacau.”

Mas Kus       : “Ngene Kal, anggap saja bahwa penelitian sampai ketemu terbentuknya asam amino dan lain-lain itu adalah tahap sampai ketemunya transistor atau resistor atau bahkan sampai ke hardware jadi satu ke cashing smartphone.”

Mas Kus       : “Lalu kenapa simpulan diambil dengan bahwa transistor, resistor, microchip terbentuk dengan sendirinya, kemudian bertemu membentuk mainboard hingga membentuk hardware sampai ke cashing.”

Akal            : “Iya! Kenapa simpulan diambil dengan melupakan jasa insiyur dibalik semua itu. Kenapa peran insiyur dihilangkan dan dilekatkan pada obyek benda-benda itu?”

Mas Kus       : “Lalu smartphone tadi tiba-tiba saja hidup. Lagi-lagi peran insiyur yang menanamkan android atau semacamnya dihilangkan.”

Akal            : “Pada kenyataannya, sebelum smartphone ada handphone, sebelum handphone ada radio. Kenapa simpulan bahwa itu semua ada dengan sendirinya dan berubah dengan sendirinya. Lagi-lagi insiyur ditiadakan.”

Mas Kus       : “Hanya karena penelitinya datang belakang, dan sistem sudah berjalan, lalu menarik kesimpulan bahwa benda itu bergerak dengan sendirinya dan  menempatkan bahwa subyek sekaligus obyek.”

Mas Kus       : “Dengan begitu menjadi kacau dan rancau. Padahal barang yang diteliti itu adalah benda mati”

Menganggap bahwa benda mati itu bisa bergerak sendiri.

Menganggap bahwa benda mati mempunyai kehendak.

Menganggap bahwa benda mati itu berubah sendiri atau merubah dirinya sendiri bahkan sampai meledakkan dirinya sendiri dan berubah menjadi sesuatu yang baru.

Pada kenyataannya yang bergerak adalah yang hidup.

Pada kenyataannya yang berkehendak adalah yang hidup.

Pada kenyataanya yang hidup melakukan perubahan pada benda-benda mati di sekitarnya menghancurkan, memadukan dan membentuk kembali sesuatu yang baru.

Akal            : “Mengapa tidak timbul pertanyaan apa sesuatu yang hidup itu? Yang memulai semuanya untuk bergerak? Yang berkehendak membuat semuanya ada?”

Mas Kus       : “Itu semua terasa benar, dan selesai atau tuntas di situ. Padahal masih ada sesuatu dibalik itu semua.”

Akal            : “Atau dipaksa benar Mas Kus, atau terus diulang-ulang sehingga terasa benar!”

Mas Kus       : “Bisa jadi seperti itu Kal. Bisa juga karena kita belajarnya hanya sebagian-sebagian saja.”

Mas Kus       : “Kita belajar fisika hanya sebatas fisik saja tanpa ada kaitanya dengan biologi atau kimia, atau belajar matematika hanya sebatas hitung-hitungan saja.”

Akal            : “Jadi kebenarannya hanya sebagian-sebagian saja.”

Mas Kus       : “ho’oh.”

Akal            : “Lalu apa jawaban atas sesuatu yang hidup, yang ada sebelum semua ada, yang mengerakkan semua, yang meletakan semua itu ditempatnya masing-masing, yang menjaganya tetap seperti itu?”

Mas Kus       : “Karena itu kita tidak boleh belajar itu sebagian-sebagian Kal. Janganlah belajar tentang dunia ini dan menganggapnya tidak ada kaitannya dengan agama, jangan pula belajar agama tapi tidak mau mengenali tentang dunia ini padahal kita hidup di dunia.”

Akal            : “Efeke piye Mas Kus?”

Mas Kus       : “Yang belajar dunia saja menganggap bahwa agama itu hayalan saja, yang belajar agama saja menganggap yang lain tertipu oleh dunia ini tetapi dia sendiri tidak bisa menjelaskan bagaimana fenomena di dunia ini terjadi.”

Akal            : “Padahal keduanya harus saling melengkapi. Tidak sempurna jika hanya salah satu saja.”

Mas Kus       : “Betul! Membaca atau menghafal petunjuk dalam arti belajar agama saja tanpa mau mengenali alat dan bahan praktik dalam arti dunia dan isinya, kita akan sedikit kesulitan dalam merangkainya. Ada sesuatu yang tidak pas ketika dirangkai.”

Mas Kus       : “Belajar dunia saja dan menganggap tidak ada kaitanya dengan agama, seperti merangkai alat dan bahan tanpa mengunakan petunjuk. Yang ada adalah merangkai sesuatu alat dan bahan dipaksakan.”

Akal            : “Yang belajar dunia saja telah berhayal bahwa benda-benda mati itu bisa bergerak sendiri dan berkehendak.”

Mas Kus       : “Yang belajar agama saja bertahan pada dalil yang menunjukkan hasil akhir, tanpa mau menjelaskan prosesnya. Padahal dengan mengetahui prosesnya maka sempurna imannya, sempurna pujian.”

Mas Kus       : “Dan jawaban atas sesuatu yang hidup dan memulai segala sesuatu itu adalah TUHAN.”

Mas Kus       : “Dialah tuhan Allah subhanahu wa ta’ala. Yang hidup dan tetap hidup. Yang memulai segala sesuatu di alam semesta ini dan tetap ada setelah segala sesuati di alam semesta ini Dia akhiri.”

Akal             : “Dialah subyek atas benda-benda mati itu semua, matahari, planet, bumi, metana, air, udara, hydrogen dan lain semuanya.”

Mas Kus       : “Dialah Allah subhanahu wa ta’ala yang telah mengenalkan diriNya sendiri kepada para nabi dan rasulNya. Layaknya insiyur atau programmer yang menuliskan kode ke android untuk mengenalinya. Dimana insiyur itu diluar jangkauan andrid itu sendiri.”

Akal             : “Ya, tuhan itu ada dan nyata. Tuhanlah yang meniupkan Ruh kepada benda-benda mati setelah lengkap rangkainnya seperti insiyur yang menamkan androin ke smartphone setelah lengkap mainboard lcd baterai dan touchscreen.”

Mas Kus     : "Hanya yang hiduplah yang bisa menghidupkan atau mematikan."

Mas Kus     : "Dialah Allah yang Maha Berkuasa Atas Segala Sesuatu, yang awal memulainya dan yang akhir mengakhirinya."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ya Allah aku mohon kepadaMu

Raden Kuswanto Raden Kuswanto Raden Kuswanto Raden Kuswanto Raden Kuswanto Raden Kuswanto Raden Kuswanto Raden Kuswanto Raden Kuswanto Raden...